Mentari pagi menyinari wajah Winda, seorang ibu rumah tangga di Desa Sukamulya, Jawa Barat. Hari-harinya biasanya diisi dengan mengurus rumah tangga dan membantu suaminya, Pak Budi, di sawah. Kehidupan mereka sederhana, namun cukup. Namun, bayangan biaya sekolah anak sulungnya, Angga, yang akan masuk SMA, mulai menghantui pikiran Winda. Biaya pendidikan semakin mahal, dan penghasilan Pak Budi dari bertani saja tak cukup menampung semua kebutuhan keluarga.
Read MoreMentari pagi menyinari wajah Budiman, seorang pemuda desa di pelosok Jawa Timur. Matahari pagi itu terasa lebih cerah dari biasanya. Semangatnya membuncah, berbeda dari beberapa bulan lalu ketika ia masih dirundung keputusasaan. Kehidupan Budiman dulu terbilang sulit. Ia hanya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan pas-pasan yang tak cukup untuk menghidupi keluarganya. Istrinya, Siti, selalu khawatir dengan masa depan anak mereka, Aisyah, yang masih kecil. Budiman bermimpi untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya, tapi jalan keluarnya seakan tak terlihat.
Read MoreMentari pagi menyinari wajah Risa, seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun di sebuah desa kecil di Jawa Timur. Ia terbangun bukan dengan beban pikiran akan keuangan keluarga, melainkan dengan semangat baru. Dua bulan lalu, hidupnya terasa berat. Suami Risa, seorang petani, penghasilannya tak menentu, apalagi musim kemarau panjang ini. Rasa khawatir selalu menghantui Risa, bagaimana memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil. Hutang di warung Pak Hadi pun semakin membengkak.
Read More