Pak Budi, seorang pria paruh baya dengan kulit sedikit terbakar matahari, selama bertahun-tahun mengelola warung kopi kecil di pinggiran kota Jakarta. Warungnya, “Kopi Seduh”, dikenal dengan kopi robusta yang kuat dan harga terjangkau. Kehidupannya sederhana, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai pendidikan anak semata wayangnya, Ani. Namun, ia selalu memendam keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Ani. Keuntungan warung kopi, walau konsisten, terasa stagnan. Ia merasa perlu sebuah terobosan.
Read More