Mentari pagi menyinari wajah Rendra, seorang pemuda berusia 22 tahun yang baru saja lulus kuliah. Gelar Sarjana Ekonomi yang ia raih terasa seperti beban. Bukan beban ilmu pengetahuan, tetapi beban harapan keluarga yang begitu besar. Bayangan hutang kuliah, biaya hidup di kota besar, dan masa depan yang masih samar-samar membuatnya tertekan. Ia melamar pekerjaan di berbagai perusahaan, namun selalu mendapat jawaban yang sama: "Kami akan menghubungi Anda kembali." Kalimat itu, baginya, bagaikan vonis mati bagi impiannya untuk hidup mapan.
Read More