Pak Darto, seorang petani kopi di lereng Gunung Lawu, hidup sederhana. Kehidupannya dipenuhi kerja keras menanam dan memanen biji kopi, namun penghasilannya tak seberapa. Ia hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya yang terdiri dari istri dan dua anak yang masih bersekolah. Mimpi untuk memberikan kehidupan yang lebih layak bagi keluarganya selalu menghantuinya. Ia sering bermunajat kepada Allah SWT, memohon keberkahan dan jalan keluar dari kesulitan ekonomi yang dihadapinya. Ia rajin beribadah, menjalankan shalat lima waktu, berpuasa sunnah, dan membaca Al-Quran. Ia mencari referensi tentang amalan-agar-cepat-kaya-dalam-Islam, bukan dengan maksud ingin cepat kaya secara instan, melainkan sebagai upaya untuk meningkatkan rezeki yang halal dan barokah. Ia mengerti bahwa kekayaan sejati adalah kekayaan hati dan keberkahan dari Allah SWT.
Read More